Disadari atau
tidak, kehidupan telah memberi banyak peluang untuk kita merasakan sesuatu yang
sangat berharga dan kelak akan menjadi sebutir mutiara yang bisa kita banggakan
dan berikan untuk siapa saja yang kita cintai. Hanya saja terkadang kita
melewatkan peluang-peluang tersebut untuk kita rekam dan putar ulang
berdasarkan apa yang kita temukan, sehingga sangat sulit untuk menorehkannya
dalam benak dan hati kita. Andai saja mata kita bisa selalu terjaga untuk
menyaksikan segala hal yang terjadi baik di alam semesta ataupun di setiap
kejadian yang dialami manusia, semuanya terdapat pelajaran yang bisa diambil
sebagai bahan renungan dan pertimbangan untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.
Manusia telah
dikaruniakan dengan potensi-potensinya, tiga potensi yang perlu dijaga dan
dikembangkan adalah akal, jasad, dan hati. Seperti halnya perahu mesin yang
dapat berjalan jika nelayan terus memberinya bahan bakar; bensin atau
sejenisnya, akal manusia pun perlu asupan agar dapat dengan lancar dan sehat
dalam proses berfikir. Untuk memenuhi kebutuhan akal tersebut, maka dibutuhkan
ilmu pengetahuan sebagai vitaminnya. Aktifitas dapat kita lakukan saat potensi
jasadiyah pun kuat dengan selalu menjaga kebugarannya, makan dan minum yang
sehat serta aktivitas lain yang dapat mendukung proses terbentuknya sebuah kekebalan
terhadap segala hal yang berbau penyakit. Hati, hati manusia sangat rentan
terhadap hal sekeliling, maka menyuburkannya dengan percikan nasehat dan kuatnya
keyakinan akan menumbuhan mental yang tahan banting.
Perjalanan yang
panjang dalam hidup ini tidaklah dapat dijalani tanpa proses pengolahan
kesabaran yang ada dalam diri kita. Kita mungkin pernah merasakan begitu lama
dan pegalnya berdiri dalam bus karena semua kursi telah terisi. Kaki terasa
kaku dan tangan harus mencengkram kuat karena harus menahan keseimbangan dari
goncangan-goncangan jalanan yang tidak merata, naik turun dan jalanan yang
berkelok. Bahkan mungkin merasa itu tidak adil, ketika yang lain dapat dengan
nyaman duduk di kursi sedangkan kita harus bersusah payah berdesakkan dan
berdiri beberapa lama, sementara semua penumpang mempunyai kewajiban yang sama
yaitu membayar ongkos dengan jumlah nominal yang sama. Tapi, jika itu semua dijalani
dengan penuh kesadaran dan kesabaran, kesusahan akan segera berakhir saat
seorang penumpang sampai tujuan dan kita dapat kesempatan untuk mengganti
posisinya duduk dengan nyaman, karena hidup penuh dengan resiko atas pilihan
yang diputuskan.
Mimpi dan
harapan akan selalu ada bagi mereka yang mempunyai kesadaran akan kehidupan
yang singkat ini. Harapan akan menjadi sumber cahaya yang akan menerangi dan
menjadi kekuatan diri. Tapi mimpi hanya sekedar mimpi tanpa usaha yang
dilakukan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan. Seorang penjelajah samudera
tidak akan pernah penyerah oleh karena ombak yang ada di lautan, ia akan selalu
berusaha agar kapal yang ditumpangi dapat tegak dengan kokoh dan tidak mudah
karam oleh terpaan angin siang dan malam. Tidak ada lagi yang menjadi motivasi
utamanya selain harapannya akan mendapatkan sesuatu atau penemuan yang
menakjubkan dalam hidupnya. Seorang mahasiswa jurusan bahasa Inggris akan
senantiasa melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh dosen, motif dasar
adalah kesadarannya akan konsekuensi dari kewajiban yang harus ditunaikan atas
mimpi dan harapannya menjadi seorang guru atau pakar dalam bidang tersebut.
Kaitannya dalam
pencapaian tujuan dan mimpi tersebut adalah tentang apa yang perlu dipersiapkan
dan seberapa kuat rasa optimis yang tertanam dalam setiap jiwa pengelana
kehidupan ini. Tentunya apa yang dicita-citakan tidaklah selalu berada pada
zona diam untuk menjadi seorang juara, perlu persiapan sebelum bertarung dan
bekal untuk segala kemungkinan yang akan menjadi hambatan. Pendaki gunung tidak
hanya membawa apa yang ia kenakan tanpa membawa peralatan dan bekal lainnya,
tetapi perlu keoptimisan dan bekal secukupnya untuk perjalannya mencapai
puncak. Rasa optimis akan hadir jika apa yang menjadi tujuan bisa segera
tercapai, dengan melihat sekitar dan posisi diri kita sebagai pengemban tugas
yang mesti diselesaikan.
Penyimpangan dan
ketersesatan mungkin saja bisa terjadi jika kita sebagai pejalan kaki tidak
pernah melihat arah dan rambu-rambu yang telah disediakan baik yang sengaja
dibuat oleh manusia atau yang disediakan langsung oleh Pemilik Semesta agar
kita dapat membacanya, lalu mengikuti arah dan tanda-tandanya. Apalagi jiga terdapat
seorang penunjuk jalan atau orang yang berpengalaman sehingga lebih mengetahui
jalan mana yang mesti ditempuh, akan lebih memudahkan dalam pencapain tujuan
tersebut. Sesuatu yang jangan pernah dilupakan adalah selama perjalanan panjang
itu akan penuh onak dan duri yang menghadang, yang akan menyulut rasa pesimis
saat kelelahan dan ketakberdayaan menyertai perjalanan kita. Sebagai makhluk
yang diberikan potensi akal, maka sepatutnya berfikir sejenak untuk
memanfaatkan sesuatu yang sekiranya dapat menjadi pegangan, atau mungkin teman
seperjuangan untuk membantu jika suatu saat terjatuh atau terluka,
menyia-nyiakan apapun yang berada disekeliling merupakan sebuah kelalaian yang
akan menyisakan penyesalan di akhir. Sebuah tongkat yang tergeletak dijalan,
jangan disangka tidak berguna sama sekali, boleh jadi itu akan berguna sebagai
alat yang dapat menyingkirkan halangan atau rintangan selama perjalanan.
Rasa lelah dan
cucuran keringat merupakan keniscayaan dalam sebuah perjalanan untuk mencapai
apa yang menjadi cita-cita yang dimimpikan, sebuah mesin pun akan mengalami
kerusakan jika pemakaian sampai diluar kapasitasnya. Apalagi manusia yang
mempunyai kemampuan terbatas sebagai makhluk ciptaan-Nya. Pada kondisi seperti
itulah, diperlukan sebuah jeda untuk sekedar menghela nafas dan menghilangkan
dahaga yang dirasa. Pikiran dan renungan harus selalu dihadirkan, karena banyak
pelajaran dan proses yang teramat disayangkan jika dilewatkan. Merekamnya dalam
benak atau sebatas menorehkannya dalam catatan dibuku kecil.
Namun, jeda itu
sendiri tidak lantas menjadi sesuatu yang melenakan. Perjalanan belum berakhir
dan apa yang menjadi mimpi kita belum tercapai, mungkin baru setengah
perjalanan. Banyak orang yang terhenti dan menyerah dengan menerima seadanya
apa yang ada di depan mata. Padahal, kesempatan masih terbuka lebar dan peluang
menuju kesuksesan yang lebih baik pun masih terbentang. Melanjutkan apa yang
dapat dilakukan seoptimal mungkin menjadi motor penggerak jika sebuah keyakinan
ada dalam hati dengan mengerahkan segala potensi yang terdapat dalam diri.
Mimpi yang dituju akan tercapai dengan seluruh usaha yang dilakukan. Tapi,
sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, harus bisa menyadari akan suatu
hal bahwa tidak ada kesempurnaan dalam hidup sebesar apapun usaha kita untuk
meraihnya. Point penting dalam hal ini adalah proses dan usaha kita sebagai
subjek untuk mempersembahkan sebaik
mungkin dalam perjalanannya. Karena itulah yang akan dinilai dalam mata
Sang Pemilik kehidupan.
Kesuksesan dan
kegagalan saat kita sampai tujuan merupakan pembelajaran bukan hasil akhir yang
didapatkan. Maka, saat itulah rasa syukur akan menambah daftar dalam catatan
selain kesabaran selama panjangnya proses yang kita lalui. Karena kebahagiaan
bisa dicipta pada diri manusia masing-masing. Kesyukuran yang mengiringi setiap
perjalanan manusia dalam hidupnya, seperti halnya para pejalan kaki di tengah
hutan penuh semak belukar, tapi selalu menggambarkan senyum dan keoptimisan
yang tergurat di wajahnya. Karena rasa syukur itulah kebahagiaan dapat diraih.
Wallahu’alam
0 komentar:
Posting Komentar